Sabtu, 18 Februari 2012

Mengenal ”Sagang” dari Lembaran Sastra dan Budaya ke Anugerah

AWALNYA, Sagang adalah lembaran sastra dan budaya di harian “Riau Pos” Pekanbaru. Setelah itu, lembaran sastra dan budaya tersebut berkembang menjadi majalah budaya yang tetap menggunakan namanya di harian “Riau Pos,” yaitu “Sagang.”

Dengan mengambil format majalah, diharapkan dapat menampilkan berbagai kreativitas budaya – sastra khususnya – dengan lebih serius dan lebih lebih intens, hingga dapat menampung luapan karya-karya yang jumlahnya semakin banyak.

Harapan pengelolanya ialah, agar majalah budaya “Sagang” dapat menjadi barometer aktivitas dan perkembangan seni-budaya di Riau, dan menjadi majalah “Horison”-nya Riau atau majalah “Dewan Sastra”-nya Riau.
Selanjutnya, Sagang memulai suatu tradisi, yaitu pemberian anugerah, yang diberi nama “Anugerah Sagang.”

Anugerah Sagang ialah pemberian penghargaan kepada sosok atau institusi/lembaga yang telah menunjukkan dedikasi mereka terhadap kehidupan berkesenian; semua karya yang dinilai unggul, berkualitas dan monumental; serta pemikiran-pemikiran yang mampu menggerakkan dinamika budaya Melayu. Anugerah Sagang yang pertama dimulai pada tahun 1996, bersamaan dengan ulang tahun ke-5 harian “Riau Pos.”

Sehubungan dengan pemberian Anugerah Sagang, dimulai juga ‘tradisi’ peluncuran sejumlah buku terbitan Yayasan Sagang. Buku-buku yang diterbitkan dan diluncurkan pada pemberian Anugerah Sagang, ialah buku-buku yang dianggap dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan khazanah pustaka dan menjadi sumber referensi pihak luar terhadap Riau.

16 Tahun Anugerah Sagang

Pada pemberian Anugerah Sagang yang pertama tahun 1996, baru ada 2 (dua) kategori, yakni Buku Terbaik Pilihan Sagang dan Seniman Terbaik Pilihan Sagang.

Buku Terbaik Pilihan Sagang ketika itu diberikan pada buku “Raja Ali Haji, Budayawan di Gerbang abad XX,” karya Hasan Junus dan Seniman/Budayawan Terbaik Pilihan Sagang diraih oleh Idrus Tintin.
Tahun berikutnya – 1997 – Anugerah Sagang menambah satu lagi kategori, yaitu ‘Institusi/Lembaga Seni Budaya Pilihan’. Hal ini berlangsung hingga tahun 1999.

Tahun 2000, ditambah satu lagi kategori, menjadi 4. Kategori baru itu ialah ‘Seniman/Budayawan Serantau Pilihan’.
Tahun 2002, kategori menjadi 5, dengan penambahan satu kategori baru :
‘Karya Non Buku/Karya Alternatif Pilihan’.
Tahun 2005 menjadi 6 kategori, dengan ditambahkannya kategori
‘Karya Jurnalistik Budaya Pilihan’.

Bertahan hingga tahun 2006, pada tahun 2007 ditambah lagi satu kategori, yakni ‘Karya Penelitian Budaya Pilihan’. Hingga tahun 2011, pada pemberian Anugerah Sagang yang ke-16, jumlah kategori masih belum bertambah, tetap dengan 7 kategori.

H.M. Rusli Zainal & Anugerah Sagang 2011

Menurut Gubernur Riau H.M. Rusli Zainal, Anugerah Sagang merupakan pilar yang memiliki arti penting dalam mendukung pengembangan dan eksistensi budaya Melayu. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Riau akan terus mendukung kegiatan tersebut, yang merupakan simbol tradisi di Bumi Lancang Kuning.

“Saya mengucapkan selamat kepada para pemenang Anugerah Sagang 2011. Anugerah ini diharapkan menjadi spirit dalam melestarikan budaya Melayu di Riau,” demikian tutur H.M. Rusli Zainal pada malam penyerahan Anugerah Sagang 2011 di Hotel Pangeran, Pekanbaru,
Jum’at – 28 Oktober 2011.

“Anugerah Sagang secara filosofis, merupakan semangat untuk menjadi penyangga, sehingga dapat menggambarkan semangat seniman untuk mendapat tempat terhormat dengan karya-karya mereka. Di tengah lajunya arus globalisasi, para seniman dan budayawan dapat jadi pilar dan filter, dalam mempertahankan eksistensi budaya Melayu” demikian ditambahkan H.M. Rusli Zainal.

Sebagai wujud kesungguhannya dalam mendukung pengembangan budaya Melayu, Gubernur Riau H.M. Rusli Zainal, SE MP memberikan Rp 10 Juta, untuk penerima Anugerah Sagang 2011, pada semua kategori. Hal ini merupakan babak baru, pada pemberian Anugerah Sagang.

“Kita harus memberi apresiasi pada seniman dan pecinta seni, karena karya mereka merupakan komitmen positif dalam mendukung pencapaian Visi Riau 2020,” ujar Gubernur Riau.

Penerima Anugerah Sagang 2011

Pada tahun 2011 ini, Anugerah Sagang Kategori Karya Penelitian Pilihan Sagang diraih oleh Bambang Kariyawan, guru SMA Cendana Rumbai, dengan karyanya ‘Meramu Tradisi Melayu dalam Cerita Pendek, Upaya Kreatif Melindungi Generasi dari Kealpaan Tradisi’.

Kategori Karya Jurnalistik Budaya Pilihan Sagang diraih jurnalis Riau Pos, Fedli Aziz, dengan tulisannya yang berjudul Fiesta Bokor Riviera : ‘Bertandang ke Kampung Wisata.’

Institusi/Lembaga Seni Budaya Pilihan Sagang diraih oleh Kampung Meskom (Perkampungan Seni Zapin) di Bengkalis. Untuk Kategori Karya Non Buku/Alternatif Pilihan Sagang, diraih Endrawati Razak lewat drama televisi ‘Keluarga Bakar.’

Karya Buku Pilihan Sagang, direbut oleh ‘Sunting’, buku kumpulan puisi Kunni Masrohanti. Kategori Seniman/Budayawan Serantau diberikan kepada Tom Ibnur (koreografer) dari Jakarta.

Dan, Seniman/Budayawan Pilihan Sagang 2011 direbut Marhalim Zaini.
Seniman/Budayawan Serantau Pilihan Sagang 2011, Tom Ibnur, mengatakan dia merasa baru melahirkan setitik karya.

Sedangkan Zainudin yang mewakili Kampung Meskom Bengkalis, menyebutkan, apa yang diraih saat ini adalah hasil kerja sama dengan semua rekannya.

Bagi Endrawati Razak, Anugerah Sagang tahun 2011 yang diterimanya adalah untuk yang pertama kali, setelah sebelumnya sempat masuk nominator. Hal ini memberikan spirit baru baginya, untuk terus berkarya.***http://tanjungpinangpos.co.id/2011/11/mengenal-%E2%80%9Dsagang%E2%80%9D-dari-lembaran-sastra-dan-budaya-ke-anugerah/

Related Posts by Categories

0 komentar: