Sabtu, 18 Februari 2012

Mengenal ”Sagang” dari Lembaran Sastra dan Budaya ke Anugerah

AWALNYA, Sagang adalah lembaran sastra dan budaya di harian “Riau Pos” Pekanbaru. Setelah itu, lembaran sastra dan budaya tersebut berkembang menjadi majalah budaya yang tetap menggunakan namanya di harian “Riau Pos,” yaitu “Sagang.”

Dengan mengambil format majalah, diharapkan dapat menampilkan berbagai kreativitas budaya – sastra khususnya – dengan lebih serius dan lebih lebih intens, hingga dapat menampung luapan karya-karya yang jumlahnya semakin banyak.

Harapan pengelolanya ialah, agar majalah budaya “Sagang” dapat menjadi barometer aktivitas dan perkembangan seni-budaya di Riau, dan menjadi majalah “Horison”-nya Riau atau majalah “Dewan Sastra”-nya Riau.
Selanjutnya, Sagang memulai suatu tradisi, yaitu pemberian anugerah, yang diberi nama “Anugerah Sagang.”

“Tari Persembahan” dan “Tepuk Tepung Tawar” khas KEPRI

Berdasarkan Surat LAM No.82/LAM/Kepri/7/2010

LinggaPos Sudah menjadi adat resam budaya Melayu setiap menerima tamu atau persandingan sang pengantin di pelaminan disambut dengan prosesi tari persembahan dan diberi pula dengan tepuk tepung tawar. Kedatangan tamu terhormat dilengkapi pula dengan jamuan silaturahmi yang sarat nuansa filosofis dengan makan sirih dan tepuk tepung tawar pertanda berkat dan rasa syukur pada moment-moment seperti acara pernikahan,naik rumah,khitanan dan sebagainya.

Untuk terdapatnya keseragaman gerak langkah dan gaya yang lebih mencirikan suku Melayu yang bermaustin di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) tersebut pihak Dinas Pariwisata Kepri melalui LAM (Lembaga Adat Melayu) Kepri telah mengambil inisiatif bersama untuk membakukan tari Persembahan dan Tepuk Tepung Tawas khas Kepri. Berdasarkan Surat LAM No.82/LAM/Kepri/7/2010 pada tanggal 30/6 dan 5/7-2010 diadakanlah pertemuan dengan pihak-pihak terkait untuk segera membakukan tari persembahan khas Kepri tersebut. Dikatakan Abdul Razak masyarakat Melayu kepulauan khususnya mempunyai tradisi budaya yang beragam dan melimpah sehingga sangat perlu dilestarikan untuk generasi yang akan datang. Diharapkan,meskipun disetiap Kabupaten/Kota di Kepri sendiri memiliki ciri-ciri,nilai serta profil berbeda karena itulah perlu adanya penyeragaman.

Sabtu, 11 Februari 2012

PUSAT INFORMASI PARIWISATA LINGGA

PUSAT INFORMASI PARIWISATA LINGGABupati Lingga, Daria membuka secara resmi Pusat Informasi Pariwisata Lingga yang berlokasi di taman rekreasi Pagoda, Bukit Timah, Dabo Singkep, Rabu (7/2) kemarin. Menurut Kadisbudpar Lingga, Junaidi Pusat Informasi Pariwisata atau Tourism Information Centre (TIC) ini adalah bertujuan untuk memperkenalkan potensi destinasi wisata yang ada dikawasan Lingga secara lebih terpadu dan dapat diakses oleh seluruh masyarakat maupun para pelancong (wisatawan) dari dalam dan luar negeri.

Untuk itu, TIC dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang termasuk mengakses internet yang disediakan secara gratis (free hotspot) bagi para pengunjung yang ingin berselancar di dunia maya. Nantinya, kata Junaidi, di sekitaran lokasi TIC akan dibangun stan-stan guna memperkenalkan hasil kreasi dan pernak-pernik budaya Melayu seperti batik, masakan dan penganan khas Lingga dan berbagai hasil kreatifitas seniman dan budayawan Lingga.

PUSAT KESUSASTRAAN KERAJAAN LINGGA-RIAU

Pulau Penyengat atau terkenal dengan nama Penyengat Indera Sakti, merupakan sebuah pulau kecil dalam gugusan Kepulauan Riau. Pulau ini mengalami pembangunan yang pesat pada masa Raja Ja’far, tahun 1806. Pulau dengan luas 3,5 km2 ini mempunyai beberapa kampung diantaranya Kampung Jambat, Kampung Bulang, Kampung Balik Kota, Kampung Datuk dan lainnya…..

Pulau Penyengat awalnya adalah sebagai tempat kedudukan Yang Dipertuan Muda Lingga-Riau, sedangkan Sultan sebelumnya berkedudukan di Daik Lingga. Seperti diketahui, Yang Dipertuan Muda (YPM) Lingga-Riau adalah dari keturunan suku Bugis, sementara Sultan Lingga-Riau, sejatinya adalah keturunan suku Melayu penguasa kerajaan Lingga-Riau. Pembagian kekuasaan ini terjadi bermula adanya perjanjian antara Sultan Lingga-Riau dengan orang-orang Bugis yang telah membantu Sultan untuk melawan orang-orang Minangkabau.

Pada perkembangannya Sultan Lingga-Riau hijrah ke Pulau Penyengat mengingat tempatnya yang lebih strategis sebagai pusat pertahanan kerajaan. Saat itulah kemudian Pulau Penyengat Indera Sakti menjadi pusat pemerintahan yang ramai dan perkembangan kebudayaan tumbuh dengan cepat dan subur. Hal ini juga terjadi karena kemampuan baca tulis tidak hanya dimiliki dan diminati oleh kaum keluarga kerajaan, tetapi juga penduduk atau masyarakat awam. Sebut saja misalnya nama Encik Abdullah, pengarang buku tentang masalah perkawinan penduduk di Pulau Penyengat atau Khatijah Terung yang menulis buku yang dikenal dengan Kamasutranya bangsa Melayu dikarenakan isinya berkenaan dengan tata cara dan gambar tentang hubungan seksual suami-istri yang berjudul Kumpulan Gunawan.

ABJAD ARAB DALAM PENULISAN KHAZANAH MELAYU

Tulisan Arab-Melayu menjadi khazanah ilmu pengetahuan Islam Indonesia. Sayangnya, tulisan itu kini hanya sebagian saja yang masih menggunakannya…

Bahasa Arab tidak dapat dipisahkan dari Islam, bahkan bahasa ini sering disebut sebagai bahasa Islam. Penyebaran agama Islam ke berbagai penjuru dunia juga disertai dengan penyebaran bahasa Arab. Demikian pula yang terjadi di Nusantara. Penyebaran agama Islam di kawasan ini telah memengaruhi aspek aspek kehidupan masyarakat, termasuk di bidang bahasa. Jauh sebelum kedatangan bangsa Eropa di Nusantara, kegiatan penulisan dengan huruf Arab oleh masyarakat Melayu sudah berkembang pesat. Penggunaan tulisan Arab-Melayu atau tulisan Jawi sudah berkembang jauh sebelum orang-orang pribumi mengenal huruf Latin.

Hal ini terbukti dengan ditemukannya batu bersurat di Kuala Berang Terengganu (Malaysia), yang bertuliskan Arab-Melayu pada tahun 1303 M, jauh sebelum bentuk tulisan Latin dikenal. Batu bersurat tersebut merupakan tulisan Arab-Melayu tertua yang pernah ditemukan.

PAHLAWAN DARI BUMI MELAYU

Dalam upaya merebut kemerdekaan dan mempertahankan marwah dari kesewenangan penjajah kolonialis, dibumi Kepulauan Riau, sesuai jalur sejarah juga telah terjadi perlawanan sengit dari para pahlawan Melayu. Nama-nama besar yang berada di garis depan perjuangan itu, diantaranya Raja Haji Fisabilillah dan Laksmana Hang Nadim, termasuk pula pujangga besar Melayu Raja Ali Haji yang dengan kekuatan penanya telah melahirkan karya-karya agung dalam ketegasan sikap untuk mengusir penjajah dari bumi Melayu. Kemudian pejuang wanita dari negeri bunda tanah Melayu, Engku Puteri Raja Hamidah yang dengan keteguhan hati dan sikap pantang menyerah demi mempertahankan regalia, sebuah simbol tertinggi marwah kerajaan Riau Lingga.

Pada edisi ini saya mau bercerita kisah patriotik pahlawan Melayu Raja Haji Fisabilillah, yang telah dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional yang saya kutip dari Linggapos.

Dilahirkan di Kota Lama, Ulu Sungai, Riau pada tahun 1725. Dia dikenal juga sebagai Raja Haji Marhum Teluk Ketapang dengan kedudukan sebagai Raja Yang Dipertuan Muda Riau-Lingga- Johor-Pahang IV. Raja Haji sangat terkenal di seantero negeri dalam melawan penjajah dan berhasil membangun Pulau Biram Dewa, di Sungai Riau Lama. Karena keberaniannya, ia juga dijuluki dengan Pangeran Sutawijaya (Panembahan Senopati) di Jambi. Raja Haji Fisabilillah gugur dalam pertempuran saat mempertahan bumi Melayu, pada penyerangan bersama armadanya di pangkalan maritim Belanda di Teluk Ketapang (Melaka) pada tahun 1784. Jenazahnya dipindahkan dari makam di Melaka ke Pulau Penyengat Indera Sakti oleh putra mahkota Raja Ja’far, saat memerintah sebagai Yang Dipertuan Muda.

RAJA ALI HAJI Melawan Penjajah dengan Mata Pena | Khazanah Melayu

Barangsiapa tiada memegang agama
Segala -gala tiada boleh dibilang nama
Barangsiapa mengenal yang empat
Maka yaitulah orang yang ma’rifat

Barangsiapa mengenal Allah
Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah
Barangsiapa mengenal diri
Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri

Barangsiapa mengenal dunia
Tahulah ia barang yang terpedaya
Barangsiapa mengenal akhirat
Tahulah ia dunia mudharat

Senin, 16 Januari 2012

Benda Langka dan bersejarah Di Daik Lingga

Benda Langka Di Daik Lingga
Di Daik Lingga, pusat kabupaten Lingga banyak sekali benda-benda bersejara dan benda langka peninggalan jaman dulu atau masa-masa kerajaaan daik-lingga. seperi yang saya kutip di web site resmi dinas pariwisata lingga atau pariwisatalingga.com ,

Ditemuakan Keramik China Kuno di Dabo Singkep

ilustrasi


Zainal Achmad, warga desa Batu Berdaun yang selaku Ketua BPD Desa Batu Berdaun, Kecamatan Singkep bersama kawan-kawannya menemukan puluhan pecahan keramik yang diperkirakan peninggalan Cina zaman dahulu (kuno). Ditemukan juga antara lain benda sejenis koin (uang recehan) dan juga berbagai jenis benda kuno lainnya semacam penggali atau cangkul.

Berbagai pecahan keramik tersebut dengan berbagai warna dengan motif Cina dan sangat indah dengan desain yang spesifik. “Ada berbagai jenis keramiknya, termasuk benda sejenis kendi air atau berbentuk guci. Pada koin yang saya temukan ada tertulis angka tahun 1768,” terang Zainal kepada wartawan yang melihat barang langka tersebut. Zainal sendiri tidak tahu secara pasti dari mana sebenarnya benda-benda itu berasal dan banyak ditemukan di lokasi penggalian timah yang mereka kerjakan sekitar dua minggu terakhir ini.

Minggu, 15 Januari 2012

Tempat Persandingan dalam perkawinan adat melayu

 Persandingan dalam perkawinan adat melayu

JADWAL PENERBANGAN DARI DAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU

JADWAL PENERBANGAN  DARI DAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU
GARUDA INDONESIA AIRLINES

Batam – Jakarta – Yogyakarta - Denpasar (13.10 WIB dan 18.30 WIB)

MANDALA AIRLINES

Batam – Padang (11.30 WIB)

Batam – Surabaya (13.25 WIB)

Batam – Jakarta (14.40 WIB)

Batam – Medan (13.25 WIB)

Batam – Jogyakarta (14.40 WIB)

Batam – Denpasar (14.40 WIB)

SRIWIJAYA AIRLINES

Batam – Jakarta (14.40 WIB dan 16.20 WIB)

Jakarta – Batam (09.30 WIB dan 12.45 WIB)

Batam – Medan (11.30 WIB)

Medan – Batam (14.35 WIB)

Tanjungpinang – Jakarta (06.30 WIB)

Jakarta – Tanjungpinang (17.30 WIB)

BATAVIA AIRLINES

Berwisata kepulau Penyengat (kepri)

Berwisata kepulau Penyengat (kepri)

Sabtu, 07 Januari 2012

Info Kekayaan Pariwisata Kepulauan Riau

Info Kekayaan Pariwisata Kepulauan RiauKepulauan riau merupakan daerah yang di kelilingi lautan , dimana potensi wisata baharinya sangat kaya , seperti yang di data oleh kepri go.id bahwa Provinsi Kepulauan Riau merupakan gerbang wisata mancanegara kedua setelah Pulau Bali. Jumlah wisatawan asing sebesar 1,5 juta orang pada tahun 2005.

Objek wisata di Provinsi Kepulauan Riau antara lain wisata pantai yang terletak di berbagai Kabupaten dan Kota.Pantai Melur dan Pantai Nongsa di Kota Batam, Pantai Belawan di Kabupaten Karimun, Pantai Lagoi, Pantai Tanjung Berakit, Pantai Trikora, dan Bintan Leisure Park di Kabupaten Bintan. Kabupaten Natuna terkenal dengan wisata baharinya seperti snorkeling.

Daftar Hotel Di Batam dan Bintan Beserta Alamat dan No. Telp

Daftar Hotel Di Batam dan Bintan Beserta Alamat dan No. TelpBagi anda yang mau mencari Daftar Hotel Di Batam dan Bintan Beserta Alamat dan No. Telp , dibawah ini informasinya:

Batam View Beach Resort ****

Jln. Hang Lekir, Nongsa – Batam

0778-761740/41 Fax. 0778- 761747

Goodway Hotel ****

Gallery Foto Singkep | Simpang Empat dan Taman kota

Gallery Foto Singkep | Simpang Empat dan Taman kota :

dabo singkep

wisata Dabo Singkep | Pagoda Peniggalan PT.Timah

jika anda pergi wisata ke Dabo Singkep tak ada salahnya singgah untuk melihat keindahan Pagoda Peniggalan PT.Timah , lihat fotonya di bawah ini :


pariwisata lingga |Pagoda Peniggalan PT.Timah