AWALNYA, Sagang adalah lembaran sastra dan budaya di harian “Riau Pos” Pekanbaru. Setelah itu, lembaran sastra dan budaya tersebut berkembang menjadi majalah budaya yang tetap menggunakan namanya di harian “Riau Pos,” yaitu “Sagang.”
Dengan mengambil format majalah, diharapkan dapat menampilkan berbagai kreativitas budaya – sastra khususnya – dengan lebih serius dan lebih lebih intens, hingga dapat menampung luapan karya-karya yang jumlahnya semakin banyak.
Harapan pengelolanya ialah, agar majalah budaya “Sagang” dapat menjadi barometer aktivitas dan perkembangan seni-budaya di Riau, dan menjadi majalah “Horison”-nya Riau atau majalah “Dewan Sastra”-nya Riau.
Selanjutnya, Sagang memulai suatu tradisi, yaitu pemberian anugerah, yang diberi nama “Anugerah Sagang.”
Saya
- Sudinotakim
- Putra asli dabo singkep Lingga Kepri yang lagi belajar ngeblog dan belajar menulis
Archive
-
▼
2012
(17)
-
▼
Februari
(7)
- Mengenal ”Sagang” dari Lembaran Sastra dan Budaya ...
- “Tari Persembahan” dan “Tepuk Tepung Tawar” khas K...
- PUSAT INFORMASI PARIWISATA LINGGA
- PUSAT KESUSASTRAAN KERAJAAN LINGGA-RIAU
- ABJAD ARAB DALAM PENULISAN KHAZANAH MELAYU
- PAHLAWAN DARI BUMI MELAYU
- RAJA ALI HAJI Melawan Penjajah dengan Mata Pena | ...
-
▼
Februari
(7)
Categories
- Benda-benda langka di lingga (4)
- Berita Lingga (3)
- Budaya Melayu (8)
- Dabo singkep (3)
- Dabosingkep (18)
- daftar hotel dan penginapan (1)
- Dongeng dan cerita rakyat (2)
- Gallery foto singkep (19)
- kumpulan tulisan putra-putri kabupaten lingga (2)
- Motivasi (2)
- Objek wisata (6)
- Pariwisata lingga (13)
- Perhubungan (6)
- Puisi dan suara putra singkep (4)
- Ramuan tradisional (2)
- Resep dan makanan khas (3)
- Suasana dabo singkep (10)
- Wisata kepulauan (10)
Sabtu, 18 Februari 2012
Mengenal ”Sagang” dari Lembaran Sastra dan Budaya ke Anugerah
Published :
17.31
Author :
Sudinotakim
“Tari Persembahan” dan “Tepuk Tepung Tawar” khas KEPRI
Published :
17.25
Author :
Sudinotakim
Berdasarkan Surat LAM No.82/LAM/Kepri/7/2010
LinggaPos Sudah menjadi adat resam budaya Melayu setiap menerima tamu atau persandingan sang pengantin di pelaminan disambut dengan prosesi tari persembahan dan diberi pula dengan tepuk tepung tawar. Kedatangan tamu terhormat dilengkapi pula dengan jamuan silaturahmi yang sarat nuansa filosofis dengan makan sirih dan tepuk tepung tawar pertanda berkat dan rasa syukur pada moment-moment seperti acara pernikahan,naik rumah,khitanan dan sebagainya.
Untuk terdapatnya keseragaman gerak langkah dan gaya yang lebih mencirikan suku Melayu yang bermaustin di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) tersebut pihak Dinas Pariwisata Kepri melalui LAM (Lembaga Adat Melayu) Kepri telah mengambil inisiatif bersama untuk membakukan tari Persembahan dan Tepuk Tepung Tawas khas Kepri. Berdasarkan Surat LAM No.82/LAM/Kepri/7/2010 pada tanggal 30/6 dan 5/7-2010 diadakanlah pertemuan dengan pihak-pihak terkait untuk segera membakukan tari persembahan khas Kepri tersebut. Dikatakan Abdul Razak masyarakat Melayu kepulauan khususnya mempunyai tradisi budaya yang beragam dan melimpah sehingga sangat perlu dilestarikan untuk generasi yang akan datang. Diharapkan,meskipun disetiap Kabupaten/Kota di Kepri sendiri memiliki ciri-ciri,nilai serta profil berbeda karena itulah perlu adanya penyeragaman.
LinggaPos Sudah menjadi adat resam budaya Melayu setiap menerima tamu atau persandingan sang pengantin di pelaminan disambut dengan prosesi tari persembahan dan diberi pula dengan tepuk tepung tawar. Kedatangan tamu terhormat dilengkapi pula dengan jamuan silaturahmi yang sarat nuansa filosofis dengan makan sirih dan tepuk tepung tawar pertanda berkat dan rasa syukur pada moment-moment seperti acara pernikahan,naik rumah,khitanan dan sebagainya.
Untuk terdapatnya keseragaman gerak langkah dan gaya yang lebih mencirikan suku Melayu yang bermaustin di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) tersebut pihak Dinas Pariwisata Kepri melalui LAM (Lembaga Adat Melayu) Kepri telah mengambil inisiatif bersama untuk membakukan tari Persembahan dan Tepuk Tepung Tawas khas Kepri. Berdasarkan Surat LAM No.82/LAM/Kepri/7/2010 pada tanggal 30/6 dan 5/7-2010 diadakanlah pertemuan dengan pihak-pihak terkait untuk segera membakukan tari persembahan khas Kepri tersebut. Dikatakan Abdul Razak masyarakat Melayu kepulauan khususnya mempunyai tradisi budaya yang beragam dan melimpah sehingga sangat perlu dilestarikan untuk generasi yang akan datang. Diharapkan,meskipun disetiap Kabupaten/Kota di Kepri sendiri memiliki ciri-ciri,nilai serta profil berbeda karena itulah perlu adanya penyeragaman.
Langganan:
Postingan (Atom)
Popular Posts
-
Ini gambar gunung daik yang bercabang dua ,berada di Kabupaten Lingga tepatnya di kota daik-Lingga. Gunung Daik ini salah satu icon pariwis...
-
Museum mini Linggam Cahaya di Daik, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau, menyimpan banyak benda dan aset budaya peninggalan Kesultanan...
-
Daerah melayu seperti di dabosingkep Lingga ini sudah pasti banyak dongeng -dongen yang jadi cerita orang tua-tua dulu. Karena kemajuan zama...
-
Lakse nama makanan diatas merupakan salah satu makan khas milik Kabupaten Lingga . Rasanya yang enak dan bahan-bahan terbuat dari sagu yang ...